KONSEP PEMBELAJARAN POWERFUL DI KELAS
Jum'at,
23 Nopember 2018
~ Oleh Administrator ~ Dilihat 14022 Kali
WAWASAN
KONSEP PEMBELAJARAN POWERFUL DI KELAS
- PENDAHULUAN
Perkembangan model, dan strategi pembelajaran di kelas dari berbagai literatur yang berorientasi pada cara mengorganisasi pengalaman belajar yang positif bagi para siswa cukup banyak. Pengaruhnya tidak hanya pada skor-skor dan hasil-hasil ujian, tetapi juga pada kapabilitas belajar siswa, yang pada prinsipnya cara guru mengajar dan belajar siswa dan pada saat yang sama membantu mereka untuk menyerap konten kurikulum. Selain membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan kurikulum, tujuan pengajaran juga adalah membantu mereka untuk menjadi pembelajar hebat. Model pembelajaran yang dimaksud adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya sedangkan strategi pembelajaran yang dimaksud adalah merupakan langkah-langkah sistematik dan sistemik yang digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.
Kurikulum dan pola-pola pengajaran efektif mendorong atau menginduksi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan, meneliti bidang-bidang pembelajaran secara intensif. Hasilnya adalah meningkatkan kapasitas siswa untuk belajar dan bekerja dengan lebih cerdas. Triknya antara lain menemukan cara-cara meningkatkan kapasitas siswa untuk belajar sementara pada saat yang sama membantu siswa menjadi pembelajar yang hebat dengan memperluas dan mengartikulasikan repertoar strategi-strategi pembelajaran mereka.
- KONSEP PEMBELAJARAN POWERFUL
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran powerfulmerujuk pada kemampuan pembelajar untuk merespons tugas-tugasyang mereka rancang sendiri khusunya untuk : (1) mengintegrasikan pengetahuan yang lalu dan baru,(2) memperoleh dan menggunakan sejumlah keterampilan belajar, (3) menyelesaikan masalah-masalah secara individual dan kelompok, (4) berpikir secara cermat tentang kesuksesan dan kegagalan, (5) mengevaluasi bukti yang bertentangan dan berpikir secara kritis, (6) menerima bahwa pembelajaran melibatkan ketidakpastian dan kesulitan tertentu.
Pengembangan strategi-strategi pembelajaran pada umumnya diistilahkan dengan meta-kognisi, yang dapat didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk mengontrol proses pembelajarannya sendiri. Poin intinya adalah bahwa dalam konteks apapun pembelajaran itu dilaksanakan, ia haruslah melibatkan “konstruksi aktif makna”. Hal ini memberi implikasi pada manajemen pembelajaran. Karena pembelajaran bersifat interaksional, ia muncul hanya ketika siswa (pembelajar) mampu memaknai pengalaman-pengalaman tertentu dalam konteks tertentu pula. Pemaknaan ini melibatkan upaya menghubungkan pengetahuan yang lalu dan pengalaman mereka yang sebenarnya. Dengan demikian pembelajaran baru harus menghubungkan, dan pada akhirnya “menyesuaikan diri dengan”, apa yang sudah dipahami oleh masing-masing individu siswa. Pembelajaran seharusnya dipandang sebagai proses yang terus memproduksi hasil-hasil akhir, dengan demikian dapat dituliskan bahwa ciri pembelajaran powerful adalah pembelajaran konstruksi aktif makna . Bahwa pada dasarnya pembelajaran bersifat interaksional dimana kondisi pembelajaran akan efektif jika siswa mampu memaknai pengalaman pengalaman tertentu dalam konteks tertentu pula. Arti dari pembelajaran konstruksi aktif makna artinya bahwa pembelajaran baru harus ada hubungan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya.
Untuk mengembangkan konsep pembelajaran ini, maka perlu menjelaskan tipologi keterampilan (skill) yang harus diperoleh siswa untuk mengembangkan efektivitas dan efesiensi pribadi mereka. Skill-skill inti dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu: (a) Skill-skill fungsional meliputi literasi (baca-tulis), numerasi (hitung-menghitung), dan ICT (teknologi). Di sebagian besar negara keterampilan ini dianggap sebagai prioritas kunci dan dengan demikian hampir selalu diajarkan dalam materi-materi inti, misalnya, Mother tonge, Matematika, dan ICT, (b) Skill-skill berpikir dan belajar merupakanketerampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai bekal untuk menjadi pembelajar yang efektif. Menguasai keterampilan ini menjadi prasyarat bagi semua siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengembangkan kemampuan mereka untuk : (1) meningkatkan prestasi belajarnya dengan menerapkan sejumlah pendekatan pembelajaran pada materi pelajaran yang berbeda-beda; (2) belajarbagaimana cara belajar, dengan terus mengawasi, mengevaluasi, dan mengubah cara-cara mereka dalam berpikir dan belajar;(3) menjadi pembelajar mandiri, mengetahui bagaimana menghasilkan gagasan-gagasannya sendiri, memperoleh pengetahuan, dan mentransfer pembelajarannya ke dalam konteks yang berbeda-beda.Beberapa skill berpikir dan belajar antara lain sebagai berikut: (1)Inkuirimeliputi : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan; mengemukakan dan mendefinisikan masalah; merencanakan apa yang akan dilakukan dan bagaimana menelitinya; memonitor kemajuan dalam mengatasi masalah, memprediksi outcomes dan mengantisipasi konsekuensi-konsekuensinya, menguji kesimpulan, mereview solusi, dan mengembangkan gagasan : (2)Berpikir kritismeliputi : menerapkan imajinasi dalam bentuk pertanyaan dan merekonstruksi gagasan-gagasan, menghasilkan dan memperluas gagasan-gagasan, mengembangkan hipotesis-hipotesis, mencari pendekatan-pendekatan dan outcomes alternatif dan inovatif;(3) Memproses informasimeliputi: menempatkan dan mengumpulkan informasi yang relevan, memilih, mengklasifikasi, mengurutkan, membandingkan, dan memperbedakan, menganalisis relasi-relasi;(4) Berpikir logismeliputi :memberikan alasan atas pendapat dan tindakan tertentu, menarik kesimpulan dan membuat deduksi-deduksi, menggunakan bahasa yang tepat untuk menjelaskan apa yang dipikirkan, membuat keputusan yang didasarkan pada alasan dan bukti;(5) Evaluasi meliputi : menilai bukti, memahami kriteria dalam menilai pekerjaan atau gagasan diri sendiri dan orang lain, menilai apa yang dibaca, didengar, dan dilakukan, percaya diri dalam setiap keputusan yang diambil,(c) Skill-skill personal adalah skill-skill yang dibutuhkan siswa dalam mengembangkan efektivitas pribadinya. Menguasai keterampilan ini dapat membekali mereka untuk mengatur dirinya sendiri dan mengembangkan relasi sosial dan kerja yang efektif dengan orang lain. Beberapa contoh keterampilan tertentu yang termasuk skill-skill personal antara lain : (1) Komunikasi dan presentasi personal meliputi : berbicara secara efektif dihadapan para audiens yang berbeda-beda; mendengarkan, memahami, dan merespons orang lain dengan baik; berpartisipasi secara efektif dalam diskusi kelompok; Membaca dengan fasih sejumlah literatur dan teks-teks non fiksi, lalu merefleksikannya secara kritis; Membuat tulisan yang baik untuk tujuan dan audiens yang berbeda, termasuk analisis kritis terhadap tulisannya sendiri dan orang lain.(2) Ketekunan, reliabilitas, dan kapabilitas untuk maju meliputi :Merencanakan, mengorganisasi, dan menjadwal secara efektif;Inisiatif dan motivasi-diri; kesediaan untuk belajar dan maju;merefleksikan pekerjaan sendiri dan mengidentifikasi cara-cara untuk terus berkembang lebih baik;memahami bagaimana keputusan yang diambil saat ini dapat berpengaruh terhadap masa depan.(3) Bekerja sama dengan orang lain (keterampilan sosial dan kerja tim)meliputi :Berkontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok-kecil atau kelompok-besar (seluruh siswa);bekerja sama dengan orang lain untuk menghadapi tantangan;skill-skill sosial, kesadaran dan empati akan kebutuhan orang lain;skill-skill kepemimpinan.
Salah satu penerapan pembelajaran powerful adalah model pengajaran seluruh-siswa di mana guru mengontrol proses belajar siswa dan berusaha meningkatkan performannya melalui instruksi langsung, questioning, diskusi, dan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang lain. Contoh tahapan model pengajaran seluruh-siswa meliputi lima tahap : (1) Mereview : mereview konsep-konsep dan skill-skill dari pelajaran sebelumnya (dan Jika memungkinkan, tugas-tugas mandiri atau kelompok); (2) Mempresentasikan informasi : (a) ceramah meliputi menunjukkan outline dan ruang lingkup ceramah, memperkenalkan istilah-istilah atau konsep-konsep kunci, ceramah berlangsung dalam langkah-langkah kecil, dimulai dari sesuatu yang familier terlebih dahulu dan menggunakan penjelasan dan ilustrasi secara efektif; (b) Demonstrasi : persiapan (petunjuk tentang apa yang diobservasi), Preview (outline tujuan), Ulangan (guru melewati setiap tahap), reprise (pengulanagan prosedur-prosedur); (3) Melibatkan siswa dalam diskusi : fokus memaknai dan mendorong pemahaman siswa melalui diskusi terfokus, menilai pemahaman siswa melalui questioning berkualitas tinggi; (4) Melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran: Merancang aktivitas-aktivitas untuk fokus pada konten, Implementasi aktivitas-aktivitas pembelajaran;(5) Ringkasan dan review : Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan, menshare penemuan-penemuan dan kesimpulan-kesimpulannya, Guru memperkuat poin-poin inti, menekankan gagasan-gagasan utama, dan menyimpulkan pencapaian-pencapaian yang diperoleh siswa.
- PENUTUP
Berdasarkan pembahasan pada bagian B di atas beberapa kesimpulan yang dapat ditarik antara lain: (1) konsep pembelajaran powerful pada hakekatnya adalah kemampuan pembelajar (guru) untuk menanggapi dan menindak lanjuti tugas-tugas yang dirancang untuk siswa maupun tugas-tugas yang dirancang sendiri oleh siswa ; (2) karakteristik pembelajaran yang powerful yaitu (1) mendeskripsikan kerangka kerja yang bisa digunakan guru untuk merefleksikanpengajarannya di kelas; meringkas konsep suatu model pengajaran dan menyajikan contoh-contohnya misalnya model pengajaran seluruh siswa; merefleksikan karakteristik gaya pengajaran dan perpaduan antara konten dan proses dalam praktik pengajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA
David Hopkins. (2011) . Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta : Penerbit
Pustaka Pelajar
Muliadi S. (2017).Bingkai pembelajaran K.13.Surabaya: Pustaka Media Guru
Prisa87.blogspot.com(2018).Pembelajaran powerful. Diunduh 16 november 2018dari
https :// prisa87.blogspot.com/2018/01/pembelajaran-powerful.html